468x60 Ads

This is an example of a HTML caption with a link.

Hukum Korupsi dalam pandangan syari'at


Korupsi dalam pandangan Syari`at
Islam diturunkan Allah -Subhanahu wa Ta`ala- adalah untuk dijadikan pedoman dalam menata kehidupan umat manusia, baik dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara. Tidak ada sisi yang teralpakan (tidak diatur) oleh Islam. Aturan atau konsep itu bersifat "mengikat" bagi setiap orang yang mengaku "muslim". Konsep Islam juga bersifat totalitas dan komprihensif, tak boleh dipilah-pilah seperti yang dilakukan kebanyakan rezim sekarang ini. Mengambil sebagian dan membuang bagian lainnya, adalah sikap yang tercela dalam pandangan Islam (al-Baqoroh : 85).

Salah satu aturan Islam yang bersifat individual, adalah mencari kehidupan dari sumber-sumber yang halal. Islam mengajarkan kepada ummatnya agar dalam mencari nafkah kehidupan, hendaknya menempuh jalan yang halal dan terpuji dalam pandangan syara`. Pintu-pintu rezeki yang halal terbuka sangat luas, tidak seperti yang dibayangkan oleh banyak orang awam, bahwa dizaman modern ini pintu rezeki yang halal sudah tertutup rapat dan tak ada jalan keluar dari sumber yang haram. Anggapan ini amat keliru dan pessimistik. Tidak masuk akal, Allah memerintahkan hambaNya mencari jalan hidup yang bersih sementara pintu halal itu sendiri sudah tidak didapatkan lagi. Alasan di atas lebih merupakan hilah (dalih) untuk menjustifikasi realitas masyarakat kita yang sudah menyimpang jauh dan menghalalkan segala cara.

Dalam waktu yang sama, Allah swt melarang hambanya memakan harta/hak orang lain secara tidak sah, apakah melalui pencurian, copet, rampok, pemerasan, pemaksaan dan bentuk-bentuk lainnya. Dalam kaitan ini, Allah swt berfirman dalam al-Qur`an:

"Dan janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan cara yang batil". (al-Baqoroh 188, dan An-Nisa`: 29).

Larangan (nahy) dalam ayat di atas menunjukkan bahwa memakan barang atau harta orang lain, baik bersifat individu atau harta orang banyak hukumnya haram. Pelakunya diancam dengan dosa.

Korupsi ialah menyalahgunakan atau menggelapkan uang/harta kekayaan umum (negara, rakyat atau orang banyak) untuk kepentingan pribadi. Praktik korupsi biasanya dilakukan oleh pejabat yang memegang suatu jabatan pemerintah. Dalam istilah politik bahasa Arab, korupsi sering disebut ‘al-fasad’, atau ‘risywah’. Tetapi yang lebih spesifik, ialah "ikhtilas" atau "nahb al-amwal al-`ammah".

Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa korupsi adalah pekerjaan yang diharamkan karena termasuk memakan harta orang lain dengan cara tidak sah.

Dua hal dalam risywah:

Seorang muslim hendaknya berusaha keras menjauhi praktik risywah dalam hidupnya. Ini adalah prinsip yang hendaknya kita pegang teguh. Mengingat janji "laknat" Rasul saw. bagi pelaku risywah itu. Bahkan sekalipun seorang muslim menanggung risiko, akibat menolak praktik risywah tersebut. Umpamanya, gara-gara menolak menyogok, seseorang tidak diterima menjadi pegawai, padahal dia berhak untuk lulus. Atau urusannya menjadi terbengkalai, karena tidak mau menyogok, dan sebagainya. Inilah sikap yang terbaik bila memungkinkan.

Hanya saja ada alternatif lain. Jika seorang muslim tidak mampu mengambil sikap yang "ahwath" di atas, dan ia terpaksa harus mengasi uang untuk mendapatkan haknya, maka yang menanggung dosa dalam masalah ini adalah pejabat yang menerima uang sogok tersebut. Demikian difatwakan oleh Syekh Dr. Yusuf Al-Qardhawy. Akan tetapi sikap ini janganlah dilakukan kalau bukan terpaksa.

Hukum "kolusi" menurut Islam

Yang dimaksud dengan kolusi di sini ialah persekongkolan antara dua pihak untuk suatu perbuatan melanggar hukum dan merugikan orang lain. Umpamanya seorang pejabat yang berwenang memutuskan pemenang sebuah tender bersepakat dengan salah seorang pengaju tender agar tendernya yang dimenangkan, maka kesepakatan itu disebut "kolusi". Begitu juga hakim di pengadilan yang berkolusi dengan pihak-pihak yang berperkara, agar perkaranya dimenangkan.

Dalam bahasa agamanya, kolusi bisa disebut dengan "risywah". Tetapi dalam bahasa politiknya, kolusi sering disebut "al-mahsubiyah".

Bila kita membahas masalah kolusi dalam tinjauan hukum syara`, maka kita dapt temukan beberapa nash yang secara langsung dan tegas berbicara tentang masalah kolusi ini, diantaranya, firman Allah swt:

"Dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim dengan tujuan memakan harta orang lain dengan cara yang tak sah, padahal kamu mengetahui."

Dalam ayat di atas, praktik bersekongkol antara pihak yang berperkara dengan penguasa/hakim dengan tujuan untuk memakan harta orang lain dengan cara yang berdosa (tidak sah), adalah perbuatan terlarang dan diharamkan.

Di samping itu, kita juga dapat menemukan hadits Rasul saw. yang secara tegas berbicara tentang kolusi dan korupsi, yaitu :

"Rasulullah -shallallahu `alaihi wasallam- melaknat orang yang memberikan uang sogok (risywah), penerima sogok dan perantara keduanya (calo)."

Nepotisme dalam pandangan Islam

Istilah "nepotisme" biasa dipakai untuk menerangkan praktik dalam kekuasaan umum yang mendahulukan kepentingan keluarga dekat untuk mendapatkan suatu kesempatan. Dalam bahasa arabnya biasa dipakai istilah "al-Muhabah"

Dalam pandangan Islam, suatu jabatan harus dipegang oleh orang yang berkompeten, ahli untuk bidang yang ditawarkan. Dalam suatu hadits disebutkan bahwa penyerahan jabatan kepada yang bukan ahlinya merupakan salah satu tanda akhir zaman (asyrat al-Sa`ah):

"Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat."

Adapun jika yang diserahi tugas itu adalah kerabat dekat dari orang yang memberi tugas, bukanlah menjadi persoalan. Yang penting apakah orang tersebut memenuhi persyaratan atau tidak. Jadi prinsip yang ditanamkan dalam Islam adalah soal kompetensi seseorang atas sesuatu jabatan, bukan ada tidaknya hubungan kekerabatan. Kalaupun sekiranya pemangku sebuah jabatan adalah keluarga dari orang menunjuk, selama orang tersebut berkompeten/berhak dan tidak ada pihak-pihak yang merasa dizalimi, maka hal itu tidaklah menjadi persoalan.

Jika kita memegang prinsip "kekerabatan" sebagai landasan, dalam arti setiap ada hubungan kekerabatan seseorang dengan pejabat yang menunjuk maka itu sudah merupakan nepotisme yang terlarang, secara rasional barangkali sikap ini kurang obyektif. Hanya gara-gara hubungan kerabat, seseorang tidak berhak mendapatkan haknya, padahal ia berkompeten dalam urusan itu, tentu sikap seperti ini berlebihan yang tidak pada tempatnya. Jadi dalam pandangan Islam, nepotisme tidak selamanya tercela. Yang dilarang adalah menempatkan keluarga yang tidak punya keahlian dalam suatu posisi karena didasari oleh adanya hubungan kekeluargaan. Atau punya kapasitas, tetapi masih ada orang yang lebih berhak untuk jabatan itu, namun yang didahulukan adalah keluarganya. Ini juga nepotisme yang tercela. Karena ada orang lain yang dizalimi,- tidak mendapatkan haknya.

Rezim orde baru memang sarat dengan praktik nepotisme yang terlarang. Sejumlah pejabat tinggi menempatkan anak, istri, menantu, keponakan mereka untuk menduduki kursi dan jabatan pemerintahan ataupun swasta. Padahal mereka ini bukan lulus karena keahliannya. Buktinya, ada orang-orang yang lebih ahli dari mereka tidak mendapatkan haknya. Begitu juga dengan keanggotaan MPR dan DPR. Banyak dari mereka yang diangkat itu sama sekali tidak memiliki prestasi atau keahlian dalam bidang yang dibutuhkan. Praktik ini jelas merupakan "nepotisme" yang berdosa yang dijanjikan Rasul sebagai tanda-tanda hari Kiamat.

Wallahu a`lamu bish-Shawab
READ MORE

Hide ip Adresss

Bagi yang mau menggunakan gunakan hide ip adress supaya 

Ip warnet kita tidak terseteksi.....
semoga bermanfaat... jgn lupa ambil yg trial aja ok

silahkan donlod  (^^)
READ MORE

Kumpulan cerpen abu nawas

Bnyak cerita - cerita tentang abu nawas


yang bisa menjadi panutan dan pelajaran bagi kita dalam hidup..

Donlod dsini... ( Abu Nawa )
READ MORE

SEPERTI ORANG BIJAK DAN SEKARUNG TOMAT


Berawal dari liburan yang membosankan, seseorang dating yang membuat segalanya jadi berkesan. Adanya teman baru dari Papua, membuka wawasan Shela serta pelajaran hidup yang sangat penting yaitu bersyukur. ---- Semester 1 berakhir, dan libur telah tiba. Siapa saja pasti merasa bahagia saat libur telah tiba. Tapi tidak bagiku. Saat liburan, semua siswa berlibur ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Tapi tidak denganku. Siapa yang tidak kesal jika liburan tidak pergi ke mana – mana ? Hanya diam di rumah saja. Kegiatanku selama liburan hanya membuka e – mailku, membaca novel yang telah kubaca sampai puluhan kali, menonton televisi yang acaranya sangat tidak bermutu dan sebagai pembodohan masal (sebagian besar atau bahkan mungkin seluruh sinetron memiliki pemeran yang memperebutkan warisan, pacar atau anak, yang mungkin akan ditiru oleh masyarakat dan membuat mereka bertindak bodoh) dan berguling – guling di atas tempat tidur. Serasa tubuhku akan ditumbuhi oleh lumut jika terus berada di rumah sepanjang 2 minggu. Alangkah lebih baik jika orang tuaku memberi uang untuk sekedar cuci mata di mall. Tetapi, jangankan uang. Kunci mobil dan motor tidak di tinggalkan di rumah, karena orang tuaku ke kantor mulai jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Hanya sarapan saja yang di tinggalkan di rumah. Tak ada kendaraan, tak ada uang. Bagaimana bisa berbelanja ? Bagaimana pula cara untuk menghilangkan kebosananku ? Sepertinya, aku satu – satunya siswa kelas 11 SMU berumur 16 tahun yang paling malang di dunia ini. Kasihannya diriku. Jika aku mengasihani diriku sendiri, bagaimana dengan orang lain ? Apakah mereka tak tahu bahwa aku adalah gadis yang menelan kebosanan sampai kenyang dan ingin muntah ? Malangnya nasibku. Sempat terlintas pula di benakku untuk bermain ke rumah temanku. Mungkin sekedar meminjam novel atau bermain game. Kedua kegiatan itu masih lebih baik daripada makan kue kering, lalu tidur siang selama 4 jam dii rumah, yang membuat pinggangmu bertambah tebal dua senti. Tapi, aku harus bermain ke rumah siapa ? Hania, Shanaz dan Keyza, sahabatku sedang menikmati liburannya masing – masing bersama keluarga mereka. Andaikan liburanku seperti Keyza, yang berlibur ke Bali dan mungkin saat ini ia sedang berputar – putar di Legian. Semoga saja jika pulang nanti, ia akan membawa oleh – oleh gelang dan kalung perak yang cantik untukku. Atau lebih baik aku seperti Shanaz ? Kakek nenek Shanaz berada di Jogja dan ia sedang berkunjung ke sana. Mungkin saat ini Shanaz sedang memborong ratusan barang di Malioboro. Lebih beruntung lagi kalau aku berlibur seperti Hania. Hania,anak seorang pejabat, berlibur ke Hawaii. Betapa enaknya. Pasti ia sedang menikmati jus nanas sambil berjemur di pantai saat ini. Tok…tok…tok. Suara pintu di ketuk. Aku yang sedang membuka internet terhenti seketika. Aku penasaran, siapa yang datang pukul 10 pagi ? Semoga saja temanku, yang akan menyelamatkanku dari bencana kebosanan. Tok…tok…tok. Sekali lagi, pintu di ketuk. Dengan rasa penasaran, aku menuju ke pintu depan dan membukanya. Begitu pintu terbuka, aku melihat sosok Mama dengan wajah lelah sedang berdiri di depan pintu. Mama sedang membawa sebuah ransel berwarna hitam, tetapi warnanya telah pudar. Sepertinya itu bukan ransel Mama. Lantas, ransel siapakah yang disandang oleh Mama ? Tidak pernah kulihat ransel itu di rumah. “ Ini bukan ransel Mama. Ini ransel Mike “ ucap Mama, seperti bisa membaca pikiranku. Mama masuk ke dalam rumah dan meletakkan tas itu di atas meja ruang tamu, sedangkan aku mengerutkan kening sambil menatap Mama. Mike ? Mike siapa ? Saudaraku ? Temanku ? Atau anak temannya Mama ? Tetapi, rasanya tidak seorangpun kenalanku yang bernama Mike. Apa yang di maksud Mama adalah Mike Tyson ? Hahaha, jelas tidak mungkin. Masa petinju kelas dunia akan berkunjung ke rumahku ? Mustahil. “ Selamat siang “ ucap Papa yang menyusul masuk ke dalam rumah. Aku semakin heran, melihat Papa membawa dua kantong plastik besar berisi buah – buahan. Apakah mereka dari pasar dan memborong banyak makanan ? Wah, boleh juga. Makanan untuk menghilangkan kebosananku. “ Shella, itu Mike “ Papa menunjuk sesosok anak laki – laki di depan pintu. Aku tercengang melihat sosok yang di tunjuk oleh Papa. Wah, siapakah dia ? Pasti dia berdarah Papua tulen, karena kulitnya hitam legam, rambutnya keriting dan badannya atletis. Baju yang dipakainya sangat kumal. Apakah dia memungut baju itu dari tempat sampah ? Atau baju itu tidak pernah di cuci ? Sepertinya ia sebaya denganku, namun wajahnya tidak pernah kulihat selama ini. Kalau tidak salah, Papa berkata bahwa namanya adalah Mike. Mike siapa ? Aku tidak pernah mengenalnya. Melihat mukanya saja baru sekali ini. “ Mike adalah anak dari kepala suku. Dia tinggal di pedalaman Papua. Mama sedang tugas lapangan di sana, jadi Mama mengajak Mike ke sini, karena Mike ingin jalan – jalan ke kota. Lagipula, Mama menjadi koordinator “kampung binaan” di kampung Mike selama satu tahun. Mama sudah kenal baik dengan kepala suku, maka itu kepala suku mengizinkan anaknya untuk melihat – lihat kota selama dua minggu. Kamu sedang liburan, Shell. Jadi, tidak ada salahnya kamu bermain dengan dia selama liburan. Dia bisa menjadi teman baikmu “ ucap Papa panjang lebar, seolah bisa membaca semua yang ada di otakku. Aku memandang Mike dengan berbagai macam “rasa”,celakanya semua rasa itu yang negatif-negatif deh !!!!. Masa aku harus berlibur bersama dia ? Oh, tidak. Ternyata ada hal yang lebih buruk daripada mengisi liburan dengan berguling – guling di tempat tidur, yaitu berlibur dengan Mike. Aku berlibur dengan anak yang baru keluar dari pedalaman???? Alias dari hutan ??? Apa kata dunia dan teman – temanku usai liburan kelak ? Sumpah, ini akan jadi liburan terburukku (hatiku tak henti memproduksi negatif “thingkingnya”. “Shell, ajak Mike masuk “ Papa berkata dengan lembut sambil menepuk bahuku. Aku tersentak !!! Setelah berkata demikian, Papa mengangkat kantung plastik berisi buah dan mengangkatnya ke dapur. Itu pasti buah – buahan dari keluarga Mike. Aku memandang Mike sambil menggigit bibir dan memasukkan kedua tanganku ke dalam saku. Setahuku, anak yang berkulit hitam dan tinggal jauh di tengah hutan tidak dapat berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Mereka menggunakan bahasa adat mereka sendiri. Apa yang harus kulakukan untuk mengisi liburan dengan anak yang tidak bisa di ajak berbicara dengan bahasa Indonesia ? Saat aku mengenakan pakaian abu – abu putih dengan membawa setumpuk buku di dalam tas untuk ke sekolah dengan tujuan belajar. Ehm…ralat. Untuk bertemu, tertawa, bergossip dan bercanda bersama teman – temanku kembal , apa yang akan kugosipkan mengenai liburanku?? Ya Tuhan malang benar aku ini!!. “ Namaku Mikael David. Cukup di panggil Mike “ ucap si hitam itu sambil mengulurkan tangannya. Aku tidak membalas uluran tangannya. Bukan karena enggan berjabat tangan dengannya, tapi karena aku sedikit kaget. Aku meralat ucapanku tentang suku – suku berkulit hitam yang jauh di pedalaman sana tidak bisa berbahasa Indonesia. Justru Mike baru saja mengenalkan diri dengan bahasa Indonesia yang sangat sempurna. “ Namamu siapa ? “ tanya Mike sambil menurunkan tangannya. Sepertinya ia tahu bahwa aku enggan berjabat tangan dengannya. Aku hanya tersenyum kecil. Aku mempunyai ide untuk menanyakan beberapa hal yang kira – kira tidak bisa di jawab oleh Mike. Entah mengapa, aku ingin terlihat hebat di depan anak kepala suku ini. Dimanapun tempatnya, entah di Jawa, Kalimantan, bahkan luar negeri, anak seorang pemimpin pastilah sombong. Menurutku, Mike termasuk dalam golongan anak – anak sombong dan sok. Akan kubuktikan, bahwa di dunia ini masih banyak yang lebih hebat dari Mike, anak kepala suku. Aku bukan anak presiden atau anak kepala suku. Tapi, akan kubuktikan bahwa aku adalah Shella, seorang bintang yang terbaik. Dia harus tahu, bahwa hidup di kota tidaklah mudah, walaupun dia anak seorang pemimpin. Hidup di kota harus punya wawasan yang luas. Aku ingin tahu wawasan seseorang yang tinggal di pedalaman sana. Apalagi wawasan anak kepala suku. “ Namaku Shella. Nama lengkapku Shella Dian Pradipta. Umurmu berapa ? “ tanyaku. Setahuku lagi, orang – orang di pedalaman sana tidak mengenal huruf. Apalagi angka. Kecerdasannya sudah di atas rata – rata jika ia sudah mengenal huruf dan angka. “ Umurku 15. Berapa umurmu ? “ tanya Mike. Aku membelalakkan mata. Selain tahu angka dan huruf, susunan bahasanya juga sempurna. Boleh juga kecerdasannya. “ Umurku enam belas “ jawabku dengan nada datar. Ternyata anak kepala suku ini juga berotak cerdas. “ Berarti kau lebih tua dariku, ya ? Aku harus panggil kakak atau… “ “ Panggil saja Shella. Terima kasih “ ucapku memotong kata – katanya sambil tersenyum. Mike ternyata pintar. Ia jauh lebih baik dari yang kubayangkan sejak melihat wajahnya untuk pertama kali. TENG ! TENG ! TENG ! Suara lonceng penjual es krim terdengar melintasi kompleks perumahanku. Aku melihat tampang Mike yang menoleh ke kiri dan kanan, seakan mencari sesuatu. “ Apakah yang kita dengar adalah suara lonceng gereja ? “ tanya Mike polos sambil menatap wajahku. Hampir saja aku tergelak mendengar kata – kata Mike. Walau berpendidikan, ternyata Mike tak tahu apa – apa tentang dunia yang jauh lebih canggih. “ Itu suara penjual es krim “ jawabku. “ Es krim ? “ Mike semakin heran. “ Iya. Es krim. Kau mau ? “ tanyaku. “ Apa itu es krim ? “ tanyanya kembali. Aku sedikit kaget, karena ternyata es krim pun dia tak tahu. Tapi, cepat kubuang jauh pikiran itu. Wajar saja ia tak tahu. Di pedalaman sana pasti tidak ada televisi yang menampilkan gambar es krim. Radio pun di jamin pasti tidak ada. “ Makanan. Rasanya enak “ jawabku sambil masuk ke dalam kamar. Saat keluar, aku membawa selembar uang dua puluh ribu untuk membeli es krim. “ Makanan ? Seperti kasbi atau papeda ? “ tanyanya kemudian, masih dengan wajah polos. Sekali lagi, aku hampir tergelak. Dasar ! Es krim yang begitu umum saja dia tak tahu. Apakah yang dia tahu hanya kasbi dan papeda saja ? Benar – benar konyol. “ Sudahlah, ayo kita rasakan bagaimana enaknya es krim “ ucapku sambil melangkah keluar. Mike yang melihatku berjalan keluar, segera mengikuti langkahku dari belakang. Begitu tiba di luar, aku segera memanggil penjual es krim. Penjual yang mendengar panggilanku segera menjalankan motornya menuju ke arah rumahku. Aku membuka pintu pagarku dan menuju ke tempat parkir motor si penjual es krim. Mike mengikuti langkahku dengan polosnya. Ketika penjual es krim membuka penutup boks yang berisi es krim, Mike sedikit menjauh dari si penjual es krim. “ Dingin “ ucapnya sambil menatap es krim dengan pandangan jijik. Aku menahan senyum saat melihat tingkah Mike. “ Rasanya enak. Ambil saja satu “ ucapku. “ Makanan ini sangat dingin “ ucapnya sambil menatap es krim dengan pandangan khawatir, seolah es krim ini adalah sebotol racun arsenik. “ Dingin, tapi enak. Lihatlah “ aku berkata sambil mengambil sebungkus es krim rasa strawberry. Begitu es krim itu ada di tanganku, aku segera membukanya, memegang tangkai es krim dan menjilat es krim itu. Siang hari yang panas terik sambil makan es krim memang sangat nikmat. Mike menatapku yang sedang menjilat es krim sambil tersenyum. “ Enak, ya ? “ tanya Mike. Aku menganggukan kepala. Ia segera mengambil sebungkus es krim lagi. Es krim yang di ambilnya berwarna putih. Rasa vanilla. Sepertinya ia asal mengambil es krim itu. Tapi biarlah. Yang penting, ia sudah merasakan betapa enaknya menjilat es krim di siang terik ini. Nikmatnya tak terkatakan. “ Berapa, Pak ? “ tanyaku pada si penjual. “ Yang strawberry enam ribu. Yang vanilla tiga ribu “ ucap si penjual es krim. Aku mengulurkan uang dua puluh ribu pada si penjual. Si penjual menerima uangku dan mengambil selembar sepuluh ribu dan dua keping uang lima ratus dari dalam tas pinggangnya, lalu memberikannya padaku. Usai mengucapkan terima kasih, si penjual menyalakan mesin motor dan menjalankan motornya sambil membunyikan lonceng khas penjual es krim. “ Memangnya es krim ini di beli ? Bukan di berikan oleh dia ? “ tanya Mike heran. Aku mengerutkan kening. Apakah dia tidak tahu bahwa barusan yang terjadi di depan matanya adalah salah satu contoh dari transaksi jual beli ? Oh, mungkin dia belum pernah belajar ekonomi, jadi dia tidak tahu pengertian dan kegunaan uang. “ Di beli, Mike “ jawabku. “ Mengapa di beli ? Bukankah sesama manusia harus saling membantu ? Mengapa pula kita harus mengharapkan uang jika menginginkan sesuatu ? “ ujar Mike sambil menjilat es krimnya. Aku memutar bola mataku. Betapa susahnya menjelaskan sesuatu ke orang seperti Mike. Tapi wajar saja ia berkata demikian, karena mungkin di pedalaman sana mereka tidak mengenal uang. Mereka hanya mengenal barter. Berarti, masih ada pula yang menerapkan sistem ekonomi tradisional. “ Setiap orang membutuhkan uang. Jika ia menjajakan es krim dan kau menginginkan es krim, maka kau harus menyerahkan uang dulu sesuai harga es krim ke si penjaja. Setelah kita memberikan uang, mungkin si penjaja ingin membeli nasi. Ia membeli nasi di sebuah warung dan harus mengeluarkan uang. Mike, kita bergantung pada uang. Tanpa uang, kau tidak bisa makan “ ucapku panjang lebar sambil membuka pagar rumahku. Aku masuk lebih dahulu. Mike mengikuti langkahku dari belakang. Setelah ia masuk, aku mengunci pintu pagar, lalu berjalan ke teras. “ Berbeda denganku dan tetanggaku. Jika ingin makan dan persediaan makanan di rumah habis, kita pasti minta ke tetangga. Mungkin tetangga itu memberikan kasbi, papeda, keladi atau daun singkong. Esok harinya, kita mengambil hasil kebun milik kita, lalu memberikan sebagian hasil kebun ke tetangga yang telah membantu kita sebelum hasil kebun itu di jual. Itu sebagai tanda terima kasih dan berbalas budi karena mereka telah memberikan kita makanan “ jelas Mike, yang membuatku ingin muntah. Zaman sudah modern, masih berharap ke tetangga. Dasar masyarakat pedalaman. Aneh banget, gumamku dalam hati. “ Darimana kau dapatkan teori itu ? “ tanyaku. “ Teori apa ? “ tanya Mike kembali. “ Teori untuk saling membantu atau memberi makan ke sesama tetangga “ jelasku. “ Tentu saja dari rasa kasih sayang. Agama mengajari kita untuk saling berbagi. Bukankah sesama manusia juga saling membutuhkan ? Aku pun belajar dari teori nasionalisme. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang beragama, tentunya tidak berpikiran egois. Masih banyak manusia yang harus kita pikirkan selain diri kita sendiri “ ucap Mike. Tanpa sadar, ucapan Mike membuat tenggorokanku merasa tertohok dan perutku melilit. Apakah dia menyindirku ? Tetapi, kurasa ia tidak bermaksud menyindirku, karena wajahnya masih menunjukkan kepolosan. “ Masuk, Mike “ ucapku sambil membuka pintu rumahku. Ketika Mike akan melepas sandal, ia merasa betisnya di jilat oleh sesuatu. Mike menoleh dan tersenyum girang melihat Boni, anjingku sedang menjilat betisnya. “ Itu Boni, anjingku “ ucapku sambil menutup pintu rumah. Kurasa Mike tidak ingin masuk. Ia ingin bermain dengan Boni. Ternyata dugaanku benar. Tangan kanan Mike memegang es krim, sedangkan tangan kirinya mengelus kepala Boni. Ekor Boni bergoyang – goyang. Syukurlah, Boni menyukai Mike. Jika ekor Boni bergoyang – goyang, berarti Boni memang suka pada Mike. “ Anjingmu lucu “ ucap Mike. “ Tentu saja “ jawabku sambil bersandar pada tiang penyangga atap di teras sambil menjilat es krimku. Aku memandang Mike dengan penasaran, apa gerangan yang akan ia lakukan dengan anjingku ? “ Kau pernah memberikannya es krim ? “ tanya Mike sambil menunjuk ke arah Boni. Aku menggelengkan kepala. “ Buat apa kuberikan dia es krim ? Belum tentu anjing suka es krim. Lagipula, aku sudah punya makanan khusus untuk anjing “ kataku datar. “ Sayang sekali. Aku ingin tahu, anjing suka es krim atau tidak “ ucap Mike. Mike menggigit es krimnya, lalu meludahkan es krim gigitannya ke lantai teras. Sebongkah es krim berwarna putih di lantai terasku, di jilat oleh Boni sampai habis. Lantai terasku terlihat licin karena es krimnya telah habis di jilat oleh Boni. “ Hei, anjing juga suka es krim “ ucapnya sambil mengelus kepala Boni sambil tertawa girang. Aku hanya tersenyum tipis dan menggeleng – gelengkan kepala. Mike, seorang berkulit hitam yang terlihat seperti seseorang tidak tahu apa – apa, tapi sebenarnya pendidikan, imajinasi dan rasa nasionalismenya tinggi. Kurasa, dia teman yang cukup baik untukku. Sore ini, Mama mengajakku dan Mike ke pantai Pasir Putih. Rasanya, sudah ratusan kali aku berkunjung ke sana. Pemandangannya juga tak pernah berubah.Yang terlihat selalu pasir, laut, pohon kelapa dan jejeran pedagang serta pengunjung pantai. Tak ada yang istimewa sore ini. Perasaanku biasa saja saat tiba di sana. Tetapi, kontras sekali dengan Mike, yang sangat girang melihat laut yang berpadu padan dengan sinar matahari yang memantul di laut. Mike sangat gembira dan memandang sekeliling pantai dengan mata berkilat, seperti Celine Dion menatap para penggemarnya dengan mata berkilat. Mike sudah membuka baju dan siap untuk berenang, namun Mama mengajakku dan Mike untuk mencari tempat duduk lebih dahulu. Setelah mendapati tempat duduk di bawah pohon beringin, aku meletakkan rantang berisi makan siang yang kubawa. Mama menggelar tikar dan meletakkan tas berisi pakaian milik Mike dan meletakkan wadah berisi makan siang di atas tikar. Setelah tahu bahwa semua beres, Mike segera terjun ke laut sambil berteriak senang. Aku memandanginya dengan tatapan heran. Mengapa dia begitu bahagia melihat laut yang tidak ada perubahan sama sekali dari tahun ke tahun ? Oh, iya. Aku ingat, kalau Mike tinggal di hutan daerah pegunungan. Berarti dia belum pernah melihat laut ? Dan berarti pula ini pertama kalinya Mike berenang di laut ? Pantas saja ia gembira melihat laut untuk pertama kalinya. Usai berenang, Mike segera menuju ke tempat kami menggelar tikar. Tanpa malu, ia mengambil piring dan mengambil tiga centong nasi dari rantang. Lalu mengambil dua sendok besar oseng kacang panjang, sebuah paha ayam dan tiga buah telur rebus. Aku sedikit tercengang melihat porsi makan Mike. Astaga, porsi makannya seperti porsi makan sapi. Apakah perutnya tidak sakit jika makan terlalu banyak ? Mike yang sadar bahwa sedari tadi kuperhatikan, menoleh ke arahku dan menyodorkan piringnya. “ Mau ? Kita makan berdua saja “ ucapnya sambil mengambil sebuah sendok lagi untukku. Sebelum ia mengambil sendok, aku menggelengkan kepala. “ Tidak usah, terima kasih. Aku hanya kaget, ternyata porsi makanmu banyak juga “ ujarku. Mike memasukkan sesendok nasi ke mulutnya, meski nasi yang telah di masukkan lebih dulu belum tuntas di telannya. Caranya menikmati makanan seperti menunjukkan bahwa ia belum makan selama seminggu. “ Bagaimana rasa masakan Mamaku ? “ tanyaku pada Mike. Mike mengacungkan jempolnya. “ Makanannya enak, ya. Tapi aku lebih suka papeda. Sesuai dengan budayaku “ ucap Mike. “ Mike, tata bahasamu sangat rapi. Kau bersekolah, ya ? “ tanyaku. “ Iya “ jawab Mike. Aku tidak kaget mendengar jawaban Mike, karena tugas lapangan Mamaku selama dua bulan yang lalu adalah mengumpulkan data di daerah tempat tinggal Mike. Mama mengisi waktu luangnya dengan menjadi guru di daerah tempat tinggalnya Mike. Syukurlah, Mike menjadi cerdas. Aku senang sekali mempunyai Mama yang dengan sukarela menjadi guru. “ Sekolahku terbuat dari papan. Kami sendiri yang membangun sekolah itu. Papan itu kami paku, lalu atapnya kami buat dari jerami dan rumput atau daun kering. Bagus sekali “ sahut Mike. Aku terdiam, merenungkan cerita Mike. Di daerah tempat tinggal Mike sudah didirikan sekolah. Pasti anak – anak di sana sangat pintar. Pikiran mereka pasti maju pesat. Buktinya, tata bahasa Mike sangat baik, meski masih ada logat Papuanya. Sekolah mereka pasti bagus. Sayangnya, sarananya kurang memadai. Tapi, suatu saat pasti sekolah mereka bisa menjadi sekolah yang bagus. “ Tapi, dua bulan ini, aku dan teman – temanku sudah tidak sekolah lagi “ tambah Mike. Aku menatapnya sambil mengerutkan kening. “ Maksudmu ? “ tanyaku. “ Kepala suku desa sebelah menghancurkan sekolahku karena kepala suku desa sebelah berkata bahwa sekolah tidak penting. Kita sudah bisa berdagang sayur, buah – buahan dan lain sebagainya dari hasil kebun kita ke pasar. Sekolah hanya membuang waktu. Tapi, menurutku sekolah itu penting. Kalau tidak sekolah, mungkin kita bisa di tipu di pasar jika tidak bisa menghitung. Tapi kepala suku desa sebelah ingin membenarkan pendapatnya sendiri. Ia menghancurkan sekolah kita. Aku ingin ayahku melawan kepala suku desa sebelah, tapi ternyata kita tidak bisa berbuat apa – apa. Tanah tempat di bangunnya sekolah itu adalah tanah milik desa sebelah. Budaya kami mengajarkan bahwa tanah milik suku lain tidak bisa dijadikan wilayah suku kita. Jadi, aku sudah tidak bersekolah lagi saat ini karena tanah itu sudah di rebut oleh kepala desa sebelah. Aku berharap, aku bisa sekolah kembali “ jelas Mike panjang lebar. Aku memanggut – manggut. Aku merasa iba dengan mereka. Ternyata, di dunia ini masih ada yang bernasib lebih buruk dariku. Penilaianku terhadap diriku sendiri terlalu hiperbola. Bagaimana tidak hiperbola jika hanya mempermasalahkan liburan ? Kehidupanku ternyata lebih sempurna. Aku memiliki mobil, motor, jam tangan, handphone, bisa berjalan – jalan ke luar kota, memiliki buku pelajaran, bisa bersekolah dan masih banyak hal yang ada pada kehidupanku, tapi tidak dimiliki Mike. “ Shella, ada apa denganmu ? Kuajak bicara, kau tidak menanggapi “ Mike berkata sambil menelan nasinya. Aku menghembuskan nafas panjang. “ Mike, di rumahku banyak buku pelajaran yang tidak terpakai. Aku ingin memberikannya padamu. Boleh ? “ tanyaku. Mata Mike berbinar, lalu mengangguk. “ Terima kasih, Shell “ ucapnya. KLING…KLING…KLING !! Terdengar suara penjual gorengan lewat di belakang tempat kami duduk. Mike, yang sedang menikmati makanannya, menoleh memperhatikan penjual gorengan mendorong gerobaknya dengan wajah dan benak penuh tanda tanya. “ Kau mau ? “ tanyaku sambil menunjuk penjual gorengan. “ Apa itu ? “ tanyanya kembali dengan wajah polos, membuatku tersenyum geli. “ Gorengan. Rasanya enak “ ucapku sambil berdiri dan memanggil penjual gorengan. Penjual itu berhenti dan menoleh ke arahku, lalu mendorong gerobaknya ke arahku. Aku meminta uang pada Mama yang sedang membaca novel Agnes Jessica. Mama memberiku selembar uang sepuluh ribu. Aku memanggil penjual gorengan setelah mendapatkan uang. Si penjual yang mendengar teriakanku, menghentikan gerobaknya. Aku mengajak Mike ke sana.. “ Kita membeli gorengan ? Bukan diberi oleh orangnya ? Tidak, aku tidak ingin mengeluarkan uang. Kita harus hemat “ tolak Mike dengan halus. Aku meringis, lalu menarik tangan Mike ke penjual gorengan secara paksa sampai di hadapan si penjual. Penjual gorengan itu membuka kotak tempat di simpannya gorengan. “ Kau harus merasakan gorengan. Rasanya nikmat “ ucapku sambil mengambil dan memberikan sepotong tahu isi pada Mike. Mike memandang tahu isi dengan tatapan aneh, seolah tahu isi adalah alien dari luar angkasa yang belum pernah dilihatnya. “ Makanlah. Lezat sekali “ aku berkata sambil mencomot sepotong lumpia dan memasukkan beberapa gorengan ke dalam plastik. Usai memasukkan dan menghitung jumlahnya, aku memberi uang pada si penjual. Si penjual mengucapkan terima kasih, lalu berjalan sambil mendorong gerobaknya kembali. “ Wah, makanan ini ada isinya ! “ teriak Mike, membuatku kaget. Sudah kukatakan, bukan ? Kalau nama makanan itu adalah tahu isi. Kalau namanya tahu isi, tentu saja ada isinya. Mike benar – benar polos dan lucu. “ Ini wortel, ya ? Wah, ada sayur yang lain juga “ ucapnya dengan nada heran. Aku tertawa melihat tingkah Mike yang baru kali ini makan tahu isi. “ Shella, bagaimana caranya bisa memotong wortel sampai sekecil ini ? “ tanya Mike sambil mengulurkan sepotong kecil wortel berbentuk dadu ke arahku. “ Pakai pisau, Mike “ ucapku. “ Pisau ? “ tanyanya kembali. “ Sudahlah, akan kutunjukkan sebuah pisau saat tiba di rumah nanti “ kataku. “ Apa ini ? “ tanyanya sambil mengambil pisang goreng dari dalam tas plastik, usai menghabiskan tahu isinya. “ Pisang goreng “ jawabku. “ Ini bukan pisang. Tidak ada kulitnya “ ucapnya menghakimi. “ Pisang diolah dan menjadi seperti ini “ ucapku gemas. Mike masih bertanya tentang gorengan – gorengan lainnya dengan nada polos. Mike menikmati gorengan di dalam kantong plastik, lalu berkomentar macam – macam. Ada yang terlalu asin, rasanya aneh, isi dari gorengan sangat beragam dan lain sebagainya. “ Apakah ada penjual papeda di sini ? “ tanya Mike. Aku menggelengkan kepala. “ Kau suka papeda ? “ tanyaku. “ Sangat suka “ jawabnya. “ Tapi di sini jarang ada yang menjual papeda. Hanya sagu yang belum di olah menjadi papeda “ “ Aku bisa membuat papeda sendiri “ ucap Mike. “ Benarkah ? “ “ Tentu “ jawab Mike. “ Ajarkan aku “ ucapku. “ Baiklah “ jawab Mike. Aku menghembuskan nafas lega. Sepertinya, liburanku selama dua minggu lagi akan terasa lebih indah dengan kehadiran Mike. Mungkin kelak jika Shanaz, Hania dan Keyza pulang nanti, mereka akan bercerita tentang Jogja, Bali dan Hawaii. Mereka pasti merasa bahagia di sana. Tapi, apakah aku juga akan bahagia jika berlibur bersama Mike, si pendatang asing dari pedalaman ? Tanpa sadar, otakku menggumamkan kata – kata yang entah dari mana munculnya. Kata – kata yang sangat istimewa. Aku segera merogoh buku notes di dalam tas kecil yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Bukan apa – apa aku membawanya, hanya saja aku suka menulis kata – kata pembangkit semangatku jika aku baru saja mengalami kejadian yang membuat aku sadar dari kesalahan yang pernah kubuat. Jika tidak kutulis sekarang, pasti nantinya aku akan lupa dengan kata – kata yang ingin kutulis. Lebih baik kutulis sekarang saja. Aku segera mengambil buku kecil dan bolpoinku, lalu menulis kata – kata yang terlintas di benakku. Kau akan berhenti mengeluh tidak di belikan sepatu baru jika kau berjalan bersama orang yang tak punya kaki. Bersyukurlah kawan, jika kau tahu bahwa kau bukan seseorang paling malang di dunia ini. Masih banyak mereka yang seharusnya lebih dikasihani selain dirimu. Aku tersenyum memandang kata – kata yang baru kutulis itu. Benar sekali. Masih banyak orang yang lebih malang daripada aku di dunia ini. Buat apa aku mengeluh saat ini, jika di sampingku telah duduk seorang anak yang nasibnya jauh lebih malang dariku. Seseorang yang tidak punya sekolah dan bersusah payah untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Bukankah mendapat pendidikan yang layak adalah salah satu hak dari kita, warga Indonesia ? Tapi sayangnya, Mike belum bisa memenuhi haknya secara sempurna. Bahkan selain Mike, masih banyak orang yang nasibnya lebih malang selain diriku yang merasa sial hanya karena liburan di rumah. Masih ada yang menjadi TKW secara paksa dan disiksa oleh majikannya. Masih banyak yang terlunta – lunta di kolong jembatan. Masih banyak yang mengais makanan di tempat sampah. Seharusnya aku bersyukur. Terkadang, kita merasa terhempas dari keberuntungan. Hidup memang suka bercanda dan mempermainkan manusia. Tapi, tak perlu di sesali apa yang terjadi di hidup kita. Kita akan menikmatinya dan dalam hati kita akan merasa pasti, dan tidak ada sesuatu yang perlu kita sesali. *** Sepenggal tulisan di buku notes Shella : ORANG BIJAK DAN SEKARUNG TOMAT Seorang bijak menyuruh anak muridnya memasukkan tomat ke dalam karung, sesuai dengan jumlah kesialan yang pernah di alami anak muridnya. Ada yang memasukkan 10 buah tomat, bahkan 50 buah tomat ke dalam karung, karena mereka menganggap bahwa mereka adalah orang yang patut di kasihani akibat kesialan yang menimpa mereka. Tapi, untuk anak muridnya yang selalu bersyukur, tidak memasukkan tomat sama sekali ke dalam karung. Si bijak berkata bahwa mereka harus membawa karung berisi tomat yang mereka anggap kesialan itu kemanapun mereka pergi. Awalnya, murid yang mengisi karungnya dengan tomat merasa nyaman membawa tomat itu kemana – mana. Tapi, begitu waktu berlalu, tomat mulai membusuk dan mengganggu mereka. Anak muridnya diam – diam membuang tomat satu persatu, dan lama kelamaan, mereka telah membuang semua tomat . Dengan membuang semua tomat, mereka merasa ringan. Kehidupan pun begitu. Terasa ringan jika kita selalu bersyukur dengan menerima pemberian Tuhan apa adanya, tanpa menyinggung bahwa kita orang paling sial di dunia ini.
READ MORE

Obat Asam lambung/ mag

Ni obat kampung tradisional aceh....
org zaman yang kasih resepnya ampuh bin ajib  sembuh insyallah..

Kenapa ane bilang sembuh, karna tu org tua umur udah lanjut tapi badan tegar terus semngat kuat.....
ceritanya duu pernah kenak juga tu penyakit asam lambung udah berat..


ni resep nya :
1. Kunyit ketumbu ( Kunyit putih )       sebanyak : setengah dr garis prtama ujung jari telunjuk
2. Lampoyang                                     Sebanyak : sama kayak diatas
3. Oen Kaca ( daun untuk buat cacar ditangan ) sebanyak : setumpuk tangan aja
4. Daub batang kuda- kuda yang muda sebanyak : 3 lembar aja yg muda pucuk nya
5. Daun Jambu klutuk                                          : 3 lembar juga yg muda pucuk nya             
6. On me tanoh ( untuk yg dara tinggi )
7. Halia merah ( sedikit aja )
8. gula aren atau madu

cara buatnya :
- masukan semua ramuan tadi kecuali gula aren dan madu kedalam belender
- taruk air secukupnya untuk menghancur kan ramuan tadi jgn terlalu banyak yang penting cukop untuk 2 gelas
- blender sampai ancur kemdian di saring air nya dalam gelas.
- trus emang rasanya agak pahit sih.. makanya tambah dengan gula aren atau madu biar sanggup diminum
-minum satu hari sekali rutin sampai  1 bulan insyaallah sehat ilang asam lambungnya.

note : tidak ada efek samping....ty semoga cepat sembuh ya...

" Kesehatan itu adalah mahkota bagi org yang sakit , dia tidak nampak dilihat kecuali org yg sakit "      
     
READ MORE

Deep Freeze Standard 7.0.020.3172.rar

kawan22 yang punya warnet bisa nyobain defrez ini...
anti pertahannya belum bisa di bobol oleh hacker...
hati22... insyaalllah aman ,, ane udah coba kok.. ini yg terbaru.. sipp



Donlod here>>>>
READ MORE

What Law of neglect prayer?


Allah says: And the generation coming after them who neglected prayers and followed lusts they shall meet with the error. (Surah Maryam: 59)

The above verse informs us that there will be generations of Muslims who do not care about the obligation of prayer, although it still adheres to Islam, but typical cirri become Muslim is praying five times are not visible in their activities.

They are people of Muhammad SAW who lived at the end of time, as interpreted by the mujahid based on history of Abu Ubaidah from Ibn Juraij that what is meant by the paragraph above is "those who neglect and abandon prayers, amongst each other to avoid each other and follow lust , and look for places where quiet and empty hallways to make adultery and fornication. "

The obligation of prayer is a fixed price that can not be compromised by any condition other than aging are determined by the Shari'a, such as women in a state of menstruation, childbirth, crazy, drunk, kids, orangtuayangsudahpikun.

As for those busy people sick and not included in the group of people who have suffer from weakness but got relief in terms of technical implementation, such as prayer and menjamaknya mengqoshor for those travelers, and can be done sitting, lying, or sign for which was not able to do a perfectly in order of ability, as well as respecting prayer time (for which there is no water and dust to wuduk to bertayamum).

Therefore Allah and His Messenger harshly criticized for the people who left the prayer and melalaikannya. The Qur'an tells believers dialogue of the heavenly host with the unbelievers the Fire saqar:

 "Does that cause you get into nera Saqar?, They said: 'We were not included people who working on his prayers, and we do not (also) give feed the poor, and are we talking about a false, together with people who talk about it, and are we to deny the Day of Judgement.


(Surah al-Muddatstsir: 42-46) Prophet SAW said, a history of Muaz bin Jabal: Thou shalt not leave the prayer deliberately because the person who left it intentionally will be separated from the protection of Allah SWT. (Narrated by Thabrani) From Abdullah bin Umar ra. Prophet Muhammad SAW said: Anyone who is keeping prayer then pray it will be light, evidence, and kesalamatan him on the Day of Resurrection. Anyone who does not maintain it, then pray it will not be light, evidence and salvation for him, and later on the Day of Resurrection he will be with Qarun, Fir 'Aun, Haman, Ubay bin Khalaf. (Narrated by Ahmad) Ibn Abbas said: Who-who left the prayer he has indeed disbelieved.

And Ibn Mas'ud said: Who-who left the prayer, there is no religion for him. Jabir bin Abdullah said: Siapasiapa who do not pray she is disbelieved. Based on the above and bertebar verses in the Qur'an, are not allowed to leave the prayer intentionally, or because of laziness, especially due to the command against the Shari'a. For people who leave the prayer because of fighting or believing that prayer is not obligatory, they are punished infidels. while those who leave the prayer because I was lazy / intentionally so they punished evildoers.

Regardless of the legal sanctions imposed upon them both the world and the hereafter, which prayers abandoned because it does not excuse, shall diqadha immediately. It was agreed by the schools of Jurisprudence of the popular cleric held by Muslims.

Syafii school of opinion that: Leaving the prayer intentionally without excuse, shall diqadha dengansegera, tidakbolehditempokan exception is doing the other obligations, such as listening to sermons on Friday, seeking nafkahdanlain forth, makabolehditempokan to settle the obligation. The prayers are abandoned because of aging such as illness, must diqodha although not done immediately.

Hanafi school. This school berpendapatbahwa: Shalatyangditinggalkan mandatory diqodha immediately, even better mengqodha lebik prayer rather than busying themselves with work that circumcision, except circumcision Rawatib prayers, praying Duha, pray Tasbih, Tahiyatul Mosque, may be done but can not be used as a substitute for compulsory prayers abandoned, only to cause the prayer-prayer that mentioned circumcision may menempokan to mengqodha prayers of the deceased.

Maliki. According mazhabini, harammelakukanshalat circumcision-prayer for those who still have not obligatory to pray in qodha, except Tahajjud and pray Witr prayer. Adapunshalat tarawih for those who have mengqodha living prayer, on the one hand remains rewarding and on the other hand he is innocent due to slow qodha obligatory prayers of the deceased.

Hanbali school. This school of thought argues that circumcision unlawful conduct prayers before the obligatory prayers mengqodha abandoned. If prayer worked like a prayer circumcision circumcision is absolutely haraam. As for circumcision Rawatib prayers, witr should he do, but should preferably qodha prayers.

From the description of each school, not found one who said prayers mazhabpun who left not mandatory in qodha. Their opinion agreed that prayer is obligatory in qodha abandoned, but they are different opinions whether the mandatory mengqodhanya immediately or not.

What's interesting opinions have been presented in the schools of which 4, no one school of thought that suggests any arguments from the Koran and Hadith of Prophet Muhammad. Opinion writer, with no arguments put forward for prayer mengqadha not mean the school of opinion is not based on solid arguments, even the verses of the Koran and the Hadith that instruct prayer obligatory step that the proposition mengqodha prayers because there is no piece of any Quranic verse or Hadith encountered may leave prayers intentionally.

If there is Prophet Muhammad SAW said "Who left the prayer dengansengajamakaqodhalahdengan soon!". Means allowed to leave the prayers and if there is a chance to be replaced on another day. Therefore, the scholars agreed require an qodha four schools of prayer is left.

To further strengthen the reasons prayer is obligatory mengqodha Hadith narrated from Abi Qatadah he said, reported to the Prophet SAW who fell asleep so missed the time of prayer, the Prophet SAW said: Verily not sleep including mengabaikanshalat, hanyasannyalalai when realized, if someone you forgot to pray, or asleep then pray to it as he remembers. (Narrated by Turmuzi) hadith is ordered to the prayer though out of time (qodha) if forget or fall asleep.

It was not a sin and does not neglect to say prayers for sleep and forget, beyond the limits of human ability. Meanwhile, people who intentionally leave and neglect prayer is rebellion, whether fair for those who leave the prayer in a state of conscious, then freed from the demands for mengqodhanya?

Enough with beristighfar and repentance? The school of scholars said: It must repent for all his error left the prayer, but the obligation to pray is not lifted by mengqodha solely repent and seek forgiveness.

In other words repentance accepted by Allah SWT is regret, not repeat, and return the human rights and the rights of Allah SWT. Finally prayers intentionally left without excuse shall be in qodha, as agreed upon by scholars Mujtahid absolute. If there is a disclaimer that the Prophet never mengqodha pray it is correct, because the Prophet never left the prayer. If it is said that the Prophet never advocated qodha prayer, it's wrong, because the Prophet sent mengqodha pray for those who fall asleep and forget, how much more for those who left intentionally, in the science of Usul Fiqh is called Qiyas AwlawiS analogy.

Bottom line: "Prayers of you before dishalatkan"


Hopefully we become people - people who devoted ... amen .....
READ MORE

Cara Membuat Gambar Melayang di blogger


Halo sobat blogger ketemu lagi ya, kali ini saya akan berbagi pengalaman menarik tentang cara membuat gambar melayang di blogger.
Caranya cukup mudah sobat cukup menambahkan java sript untuk memunculkan gambar-gambar melayang di blog sobat.
Langsung saja kita praktekkan
Berikut tutorialnya :

Tentu saja harus Login ke Blogger
Klik Tata Letak
Klik tab Edit HTML
Klik tulisan Download Template Lengkap.
Silahkan save dulu template tersebut, ini di maksudkan untuk mengurangi resiko apabila terjadi kesalahan ketika melakukan editting pada template, kita masih punya back up data untuk mengembalikannya seperti semula
Beri tanda centang pada kotak di samping tulisan Expand Template Widget
lihat gambar di bawah :



Tunggu beberapa saat ketika proses sedang berlangsung

Kemudian cari kode
</body>
</html>
Biasanya berada di bagian paling bawah,
Jika suda ketemu letakkan script berikut di atasnya

<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
//Configure below to change URL path to the snow image
var snowsrc="http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/burung.gif";
// Configure below to change number of snow to render
var no =20;
// Configure whether snow should disappear after x seconds (0=never):
var hidesnowtime = "0";
// Configure how much snow should drop down before fading ("windowheight" or "pageheight")
var snowdistance = "pageheight";

///////////Stop Config//////////////////////////////////

var ie4up = (document.all) ? 1 : 0;
var ns6up = (document.getElementById&&!document.all) ? 1 : 0;

function iecompattest(){
return (document.compatMode && document.compatMode!="BackCompat")? document.documentElement : document.body
}

var dx, xp, yp; // coordinate and position variables
var am, stx, sty; // amplitude and step variables
var i, doc_width = 800, doc_height = 400;

if (ns6up) {
doc_width = self.innerWidth;
doc_height = self.innerHeight;
} else if (ie4up) {
doc_width = iecompattest().clientWidth;
doc_height = iecompattest().clientHeight;
}

dx = new Array();
xp = new Array();
yp = new Array();
am = new Array();
stx = new Array();
sty = new Array();
snowsrc=(snowsrc.indexOf("dynamicdrive.com")!=-1)? "snow.gif" : snowsrc
for (i = 0; i < no; ++ i) {
dx[i] = 0; // set coordinate variables
xp[i] = Math.random()*(doc_width-50); // set position variables
yp[i] = Math.random()*doc_height;
am[i] = Math.random()*20; // set amplitude variables
stx[i] = 0.02 + Math.random()/10; // set step variables
sty[i] = 0.7 + Math.random(); // set step variables
if (ie4up||ns6up) {
if (i == 0) {
document.write("<div id=\"dot"+ i +"\" style=\"POSITION: absolute; Z-INDEX: "+ i +"; VISIBILITY: visible; TOP: 15px; LEFT: 15px;\"><a href=\"http://wpplugins.info\"><img src="+snowsrc+" border=\"0\"><\/a><\/div>");
} else {
document.write("<div id=\"dot"+ i +"\" style=\"POSITION: absolute; Z-INDEX: "+ i +"; VISIBILITY: visible; TOP: 15px; LEFT: 15px;\"><img src="+snowsrc+" border=\"0\"><\/div>");
}
}
}

function snowIE_NS6() { // IE and NS6 main animation function
doc_width = ns6up?window.innerWidth-10 : iecompattest().clientWidth-10;
doc_height=(window.innerHeight && snowdistance=="windowheight")? window.innerHeight : (ie4up && snowdistance=="windowheight")? iecompattest().clientHeight : (ie4up && !window.opera && snowdistance=="pageheight")? iecompattest().scrollHeight : iecompattest().offsetHeight;
for (i = 0; i < no; ++ i) { // iterate for every dot
yp[i] += sty[i];
if (yp[i] > doc_height-50) {
xp[i] = Math.random()*(doc_width-am[i]-30);
yp[i] = 0;
stx[i] = 0.02 + Math.random()/10;
sty[i] = 0.7 + Math.random();
}
dx[i] += stx[i];
document.getElementById("dot"+i).style.top=yp[i]+"px";
document.getElementById("dot"+i).style.left=xp[i] + am[i]*Math.sin(dx[i])+"px";
}
snowtimer=setTimeout("snowIE_NS6()", 10);
}

function hidesnow(){
if (window.snowtimer) clearTimeout(snowtimer)
for (i=0; i<no; i++) document.getElementById("dot"+i).style.visibility="hidden"
}


if (ie4up||ns6up){
snowIE_NS6();
if (hidesnowtime>0)
setTimeout("hidesnow()", hidesnowtime*1000)
}
//]]>
</script>

Sobat bisa ganti angka 20 merupakan jumlah gambar dan url yang bewarna biru denga url pilihan sobat
Berikut contoh gambar yang bisa sobat terapkan

www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/Semut.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/lowo.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/kupu-kupu.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/kelelawar.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/ikan.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/burung.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/lumba-lumba.gif


www.imtikhan.co.cc

http://i1002.photobucket.com/albums/af149/Imtikhan/animasi/bintang_godong.gif
READ MORE

Recent Post